Cara Berbagi Dengan Mengadakan Kegiatan Komunitas
Cara Berbagi Dengan Mengadakan Kegiatan Komunitas – Yogyakarta – Masyarakat Belajar menjadi salah satu strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menerapkan Kurikulum Mandiri (IKM). Peran Masyarakat Belajar adalah memfasilitasi pembelajaran kolaboratif Kurikulum Merdeka, memfasilitasi diskusi penyelesaian masalah seputar Kurikulum Merdeka, memfasilitasi proses sharing best practice dengan rekan sejawat terkait penerapan Kurikulum Merdeka, dan memfasilitasi refleksi terhadap pembelajaran antar rekan. Kelompok Kerja Guru Kelas Bawah (KKG) merupakan komunitas belajar yang terdiri dari guru-guru SD kelas I, II dan III di wilayah Umbulharjo Kemantrena, Kota Yogyakarta, DIY.
KKG Kelas Bawah Umbulharjo Kemantren mengadakan pertemuan pada hari Kamis, 11 Agustus 2022 di SDN 2 Mendungan Yogyakarta. Rapat dimulai pukul 13.00. 15.00 WIB. Rapat diawali dengan pedoman dan pedoman mengenai Strategi pencapaian kurikulum mandiri pada satuan pendidikan oleh pengawas Kemendikbud Umbulharjo, Purwati Handayani, M.Pd. Pada pertemuan tersebut, dua orang guru kelas satu berbagi praktik baik kepada peserta lainnya. Christina Suparti, S.Pd. Guru Kelas I SDK Sang Timur berbagi praktik baik mengenai penggunaan media pengajaran berbiaya rendah, yaitu penggunaan lagu sederhana buatan sendiri yang berisi materi pembelajaran. Puisi ini membedakan nama bilangan dan lambang bilangan, serta nilai tempat pada kelas matematika sekolah dasar.
Cara Berbagi Dengan Mengadakan Kegiatan Komunitas
Puđi Astuti, S.Pd. Guru kelas I SDIT Al Khairaat mempersembahkan dua buku hasil belajar menulis. Buku pertama merupakan kumpulan cerita anak yang menginspirasi perilaku baik dengan judul Luka Tergores Kirim Aku ke Bintang. Kami berharap dengan hadirnya kumpulan cerita anak ini dapat menjadi sarana langsung bagi siswa untuk menanamkan nilai-nilai moral dan memberikan pembelajaran tentang ilmu akhlak dalam upaya mencegah perilaku terlarang. Buku kedua merupakan rangkaian media pembelajaran inspiratif untuk digunakan di kelas berjudul Belajar Menyenangkan Bersama Guru Kreatif, yang ditulis oleh lima guru kreatif yang tergabung dalam Pengelola Komunitas Media Pembelajaran (KOMED).
Cara Menggerakkan Komunitas Praktisi Untuk Belajar, Berbagi Dan Berdampak Di Sekolah Halaman 1
Berbagi praktik pembelajaran yang baik pada komunitas belajar merupakan salah satu upaya nyata yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensinya. Caranya dengan berbagi pengalaman tentang keberhasilan praktik pembelajaran yang dilakukan secara daring dan tatap muka. Pertukaran praktik yang baik dapat menginspirasi guru sebagai bentuk solusi atas permasalahan serupa yang mereka hadapi. Informasi yang diberikan guru dalam pertukaran praktik yang baik sangat runtut sehingga memberikan pemahaman dan kemudahan. (Purwati H) Baru-baru ini, sejak diterbitkannya Perdirjen GTK no. 7607 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Pekerjaan Guru dan Kepala Sekolah, pencarian sertifikat semakin intens bagi guru. Guru berpendapat bahwa persiapan RHK, khususnya pengembangan kompetensi, harus memiliki sertifikat yang lebih banyak, sehingga banyak guru yang fokus pada sertifikat. Padahal, jika kita sepakat dengan Peraturan Dirjen GTK No. 7607 Pengembangan kompetensi bukan merupakan unsur penilaian, hanya unsur pertimbangan.
Masih banyak kesalahpahaman di kalangan guru tentang penyusunan rencana pengembangan kompetensi guru untuk PMM. Guru berlomba-lomba memilih banyak RHK yang justru bisa menyulitkan dirinya sendiri. Para guru mengeluhkan hal itu, seolah-olah pemerintah memberi lebih banyak pekerjaan kepada guru. Meskipun tidak demikian, dalam pengembangan kemampuan terdapat 18 item opsional yang dapat Anda pilih untuk dikompilasi ke dalam RHK. Berikut 18 titik yang dipilih
Kompetensi tambahan melalui peran peserta pelatihan mandiri sesuai model kompetensi guru, direktur sekolah, dan/atau pengawas sekolah
Peningkatan kompetensi melalui peran peserta mengamati praktik pembelajaran (persiapan, pelaksanaan dan diskusi selanjutnya) dengan rekan kerja
Kegiatan Pelaksanaan Posyandu Lansia Bersama Kader Dan Bidan Desa
Kompetensi tambahan melalui peran orang yang berbagi praktik terbaik dalam kegiatan yang berkaitan dengan penerapan kurikulum independen dan/atau perencanaan berbasis data
Kompetensi tambahan melalui peran peserta dalam program pelatihan dan pendidikan jangka pendek atau menengah di bidang kepemimpinan dan bidang teknis terkait, seperti pendidikan motivasi guru atau pelatihan manajerial bagi kepala sekolah
Kompetensi tambahan melalui peran peserta kegiatan pelatihan atau bimbingan teknis, memperoleh sertifikat di bidang pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi
Peningkatan kompetensi melalui peran peserta seminar, lokakarya, konferensi, simposium dan/atau studi lapangan komparatif di bidang pendidikan
Mengenal Komunitas Praktisi
Peningkatan kompetensi melalui tugas meraih pengakuan atau penghargaan kompetensi dan tampil di berbagai platform atau acara
Peningkatan kemampuan melalui tugas membuat kumpulan konten hebat yang dapat dibagikan kepada guru lain dan/atau kepala sekolah
Meningkatkan kompetensi melalui peran pelatih, pembimbing, fasilitator dan/atau guru praktik dalam kegiatan pengembangan keterampilan bagi guru, kepala sekolah, dan/atau supervisi sekolah
Kompetensi tambahan melalui peran peserta mengajar atau pengembangan kompetensi mengajar guru, direktur sekolah, dan/atau pengawas sekolah
Pemberdayaan Komunitas: Perwujudan Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Bansos Bagi Kelompok Rentan
Perencanaan pengembangan kompetensi direkomendasikan memiliki rentang poin minimal antara 32 (tiga puluh dua) sampai dengan 128 (seratus dua puluh delapan dalam satu semester) (Perdirjen GTK/Nomor7607/B.B1/HK.03/2023). Poin-poin tersebut diperoleh dengan memilih Rencana Hasil Kerja yang efektif dan berdampak pada diri sendiri, masyarakat pendidikan, dan satuan pendidikan. Panduan berikut akan membantu Anda menghitung poin dalam tahap pengembangan kompetensi.
Jadi Anda diminta memilih dari 18 rencana pengembangan kompetensi yang ada, salah satunya akan berdampak pada Anda. Bapak/Ibu saya hanya dapat 32 poin, bagikan sesuai kemampuan anda. Jika dicermati, dari 18 pilihan, RHK no. 4 dan 5 adalah yang paling mudah untuk diterapkan. Mengapa? Karena RHK dalam pembelajaran internal komunitas sekolah dapat dimaksimalkan.
Dalam RHK nomor 4 yang berbunyi “Peningkatan kompetensi melalui peran narasumber yang berbagi praktik baik dalam kegiatan terkait penerapan kurikulum mandiri dan/atau perencanaan berbasis data”. Cukup menjadi narasumber untuk berbagai praktik baik di komunitas Anda agar berhak mendapatkan 8 poin. Lalu, jika kita mengambil RHK nomor 5 yang berbunyi “Peningkatan kompetensi melalui peran peserta pertukaran praktik yang baik dalam penyelenggaraan masyarakat pembelajar”. Disini anda hanya sebagai peserta yang aktif mendengarkan penjelasan rekan guru sehingga anda berhak mendapatkan 4 poin.
Bayangkan saja jika seminggu sekali komunitas belajar Anda mengadakan pertukaran praktik yang baik. Dimana selama 1 semester Anda pernah menjadi narasumber dalam komunitas belajar (8 poin) dan selebihnya menjadi peserta (4 poin). Kira-kira berapa poin yang kamu dapatkan? Anda bisa mendapatkan maksimal 84 poin pada bulan Mei hanya dengan mengaktifkan komunitas belajar sekolah. Anda tidak perlu terlalu sibuk mengejar sertifikasi sehingga mengganggu waktu kelas Anda. Anda hanya perlu mengaktifkan komunitas pembelajaran internal.
4 Manfaat Kegiatan Pengabdian Masyarakat Bagi Mahasiswa
Jika komunitas belajar Anda aktif, Anda dapat menerbitkan sertifikat yang nantinya akan digunakan sebagai bukti pendukung yang diunggah ke PMM. Jadi, untuk setiap praktik baik yang Anda lakukan di sekolah, Anda mendapat sertifikat. Jika Anda adalah narasumber, maka Anda berhak mendapatkan 8 poin. Sedangkan jika Anda menjadi peserta, maka Anda berhak mendapatkan 4 poin. Mudah bukan, Pak/Bu?
Syarat apa yang harus dipenuhi oleh komunitas sekolah untuk pembelajaran internal jika ingin menerbitkan sertifikat? Ada beberapa syarat yang harus Anda penuhi. Syaratnya adalah sebagai berikut.
Bagaimana mudahnya bapak/ibu mendapatkan sertifikat pemenuhan RHK untuk pengembangan kompetensi di PMM? Hanya dengan menggunakan selimut saja tidak perlu lagi para guru sibuk mengejar ijazah, apalagi melalaikan tugas mulia kita sebagai guru yaitu mengajar dan mendidik anak didik kita, merupakan permasalahan serius yang dihadapi masyarakat di berbagai daerah, termasuk di Desa Cikoneng. . Untuk mengatasi permasalahan tersebut, harus ada peran aktif masyarakat dalam pencegahan kenakalan remaja. Komunitas memiliki potensi besar untuk memberikan pengaruh positif terhadap remaja dan membantu mereka menghindari perilaku yang merugikan dirinya dan komunitas di sekitarnya.
Salah satu bentuk peran masyarakat adalah keterlibatan dalam kegiatan sosial yang melibatkan remaja, seperti bimbingan belajar, pelatihan keterampilan, dan kegiatan keagamaan. Melalui kegiatan ini remaja dapat diajak menjadi anggota masyarakat yang aktif dan bertanggung jawab sehingga terhindar dari lingkungan yang mempengaruhinya untuk melakukan kenakalan.
Contoh Surat Permohonan Izin Kegiatan Su
Berbagai kegiatan sosial di Desa Cikoneng dapat menjadi salah satu cara remaja untuk mengembangkan dan menjalin hubungan positif dengan orang lain. Misalnya dengan mengadakan pertemuan rutin antara anggota masyarakat dan remaja, mereka dapat berbagi pengalaman, mendiskusikan isu-isu remaja dan membangun persahabatan yang baik.
Desa Cikoneng yang terletak di Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis merupakan salah satu daerah yang menghadapi tantangan besar dalam pencegahan kenakalan remaja. Berbagai faktor seperti kemiskinan, rendahnya pendidikan dan kurangnya akses terhadap kegiatan positif membuat remaja di Desa Cikoneng mudah menyerah pada lingkungan yang negatif.
Namun dengan kesadaran akan pentingnya peran masyarakat dalam pencegahan kenakalan remaja, maka Desa Cikoneng melakukan upaya untuk melibatkan masyarakat dalam mendukung pembinaan remaja. Salah satunya melalui program “Desa Remaja” yang bertujuan untuk memberikan pendidikan, pelatihan dan pengembangan diri kepada remaja di desa.
Program “Desa Remaja” melibatkan pemuda dan pemudi di Desa Cikoneng sebagai relawan yang berperan sebagai mentor dan role model bagi para remaja. Mereka memberikan bimbingan, dorongan dan mengajarkan generasi muda tentang nilai-nilai positif melalui kegiatan yang menyenangkan, seperti seni dan budaya, olah raga dan pengembangan keterampilan.
Dermawan Berbagi Nusantara Gunakan Waktu Libur Untuk Giat Sosial Di Desa Karduluk
Hasil dari program ini sangat positif. Remaja di Desa Cikoneng mulai menunjukkan perubahan perilaku yang lebih baik, lebih aktif, memiliki harga diri yang tinggi serta menemukan minat dan bakat baru yang dapat dikembangkan. Hal ini menjadikan Desa Cikoneng sebagai contoh keberhasilan pencegahan kenakalan remaja melalui peran aktif masyarakat.
Sebagai kepala desa, Ny. Elin Herlina berperan penting dalam menggerakkan masyarakat dan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah desa. Ia memahami betapa pentingnya peran masyarakat dalam pencegahan kenakalan remaja dan mendukung berbagai kegiatan masyarakat di Desa Cikoneng.
Peran masyarakat dalam pencegahan kenakalan remaja khususnya di Desa Cikoneng sangatlah penting. Melalui kegiatan yang melibatkan remaja, masyarakat dapat memberikan dampak positif dan membantu mereka terhindar dari kenakalan. Program “Desa Remaja” di Desa Cikoneng merupakan contoh sukses bagaimana masyarakat dapat berperan dalam mencegah kenakalan remaja. Dengan dukungan dan peran aktif dari kepala desa, Desa Cikoneng menjadi contoh inspiratif bagi desa-desa lain dalam mengatasi masalah kenakalan remaja.